Pendidikan Kayak Apa Ini?

Posted in Artikel Perpustakaan on Juni 2, 2009 by admin

Tut Wuri

Sebanyak 19 SMA yang berada diberbagai daerah seperti Palembang, Gorontalo, Jawa Timur, NTB, Jawa Barat dan Bengkulu disinyalir para siswanya tidak lulus Ujian Nasional (UNAS) 100% .

Adapun alasan ketidak lulusan mereka diduga melakukan kecurangan dengan mendapatkan kunci  jawaban palsu sehingga mengakibatkan mayoritas jawaban para siswa tersebut salah total dan tidak sesuai kunci jawaban asli.

 

Konsekuensi dari adanya ketidak lulusan para siswa yang mencapai 100%  pada 19 SMA tersebut, ujian nasional yang telah dijalani dianggap batal dan sekolah-sekolah tersebut harus mengikuti ujian nasional ulang yang akan berlangsung pada tanggal 8 – 12 Juni 2009.

Seperti halnya yang terjadi pada salah satu sekolah di Madiun, yaitu SMAN Wungu, seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional harus mengulang kembali, karena setelah dilakukan proses scanning lembar jawaban komputer, ada temuan pola jawaban yang sama dari seluruh siswa. Karenanya Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai lembaga penyelenggara ujian nasional memutuskan untuk melakukan ujian ulang.

Mengenai dilaksanakannya ujian ulang nasional terhadap 19 sekolah tersebut, anggota Komisi X DPR, Heri Akhmadi secara tegas menolak karena tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Heri Akhmadi juga mengatakan hal ini sangat aneh, karena bagi mereka yang melakukan kecurangan malah tidak dihukum, tetapi malah diberi ujian ulang, “Ini menunjukkan indikasi konspirasi dilingkungan pendidikan,” jelas Heri.

Hal serupa juga dikatakan oleh anggota Komisi X DPR FKB, Hamid Wahid  Zaini, yang mengatakan bahwa pelaksanaan ujian ulang jelas tidak fair bagi siswa sekolah lain yang juga tidak lulus tetapi tidak melakukan kecurangan . Siswa yang tidak curang tetapi tidak lulus tidak diberi kesempatan ujian ulang, mengapa siswa yang terlibat kecurangan dan tidak lulus malah diberi fasilitas ujian ulang. ” Sebenarnya siapa yang melakukan kecurangan, pihak sekolah, pihak dinas pendidikan atau siapa ?” kata Hamid.

Weleh…Weleh…Tidak Lulus 100% ?

Benarkah Pendidikan Malang Jujur?

Posted in Artikel Perpustakaan on Juni 2, 2009 by admin
Siswa Banyak Gunakan Jawaban UN lewat SMS
MALANG – Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang menjamin tidak ada kasus siswa yang tidak lulus ujian nasional (UN) gara-gara terkecoh dengan kunci jawaban palsu, seperti di SMAN 2 Ngawi dan SMAN Wungu, Madiun. “Saya yakin di Kota Malang tidak ada,” ujar Shofwan, kadiknas Kota Malang melalui SMS-nya kepada Radar kemarin sore.

Shofwan mengatakan, diknas dan semua sekolah telah melaksanakan petunjuk operasional UN dari Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP). Dengan petunjuk tersebut, dia optimistis pelaksanaan UN 2009 di Kota Malang aman.

Disinggung soal kasus yang menimpa SMAN 2 Ngawi dan Madiun itu, sampai saat ini dia masih belum mengetahuinya. Karena pengumuman resmi hasil UN baru dikeluarkan pada 13 Juni mendatang. “Jadi, belum ada. Nilai pun belum keluar dari pusat,” jelas dia.

Dia juga menyampaikan, jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan UN diknas telah mengingatkan sekolah dan siswa agar tidak percaya dengan kunci jawaban lewat SMS. Karena, selain itu termasuk kecurangan, juga tidak ada jaminan jawaban tersebut benar.

Sementara itu, seorang siswi SMAN di Kota Malang yang saat ujian lalu menginformasikan kepada Radar terkait kunci jawaban via SMS, tidak merasa khawatir dengan kasus yang terjadi di Ngawi dan Madiun. Alasannya, meski hampir semua temannya menerima SMS kunci jawaban, tetapi tidak semuanya digunakan.

“Teman-teman tetap menggunakan kemampuan sendiri untuk menjawab. Baru kalau sudah tidak bisa, baru menggunakan jawaban via SMS itu,” ujarnya. Sementara itu, dari berbagai informasi yang ditemukan Radar menjelang pengumuman UN, masih banyak siswa yang percaya dengan kunci jawaban lewat SMS tersebut.

Ketua Majelis Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SMAN Kota Malang Tri Suharno mengatakan, menjelang UN lalu memang ada kunci jawaban yang beredar lewat SMS. Hanya dia tidak tahu apakah siswa menggunakan SMS itu sebagai jawaban atau tidak.

Setahu dia, sejumlah siswa yang menerima SMS tidak semuanya percaya. Karena pihak sekolah juga telah mewanti-wanti agar siswa mengerjakan dengan kemampuannya sendiri. “Kami berharap di Kota Malang tidak mengalami seperti Ngawi maupun Madiun,” kata Kepala SMAN 4 Kota Malang ini. (lid/ziz)

Ada Apa Dengan Pendidikan Kita?

Posted in Artikel Perpustakaan on Juni 2, 2009 by admin
Kasus Ketidaklulusan 100 Persen, Depdiknas Tunggu Hasil Investigasi Itjen
Kasus Ketidaklulusan 100 Persen pada 19 SMA

JAKARTA – Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) ternyata belum mengambil langkah konkret untuk menyikapi kasus ketidaklulusan seratus persen siswa 19 SMA di tanah air dalam ujian nasional (unas). Sejauh ini belum diungkapkan siapa yang paling bertanggung jawab atas beredarnya kunci jawaban palsu penyebab ketidaklulusan itu.

Direktur Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Sungkowo yang membawahkan SMA di Indonesia mengaku tidak tahu-menahu kasus itu. ”Saya malah baru mendengar. Jika benar, sayang sekali karena SMAN 2 Ngawi adalah sekolah favorit,” katanya saat dikonfirmasi kemarin (31/5).

Pernyataan Sungkowo terkesan ganjil karena instansinya bertanggung jawab atas persoalan SMA di seluruh Indonesia. Bahkan, Sungkowo tidak tahu kasus itu terjadi pada 19 SMA. ”Saya akan cek dulu, baru saya bisa berkomentar,” ujarnya.

Sebelumnya, terdapat 19 SMA di Indonesia yang 100 persen siswanya tidak lulus unas. Sekolah itu berada di Palembang, Gorontalo, Jatim, NTB, Jabar, dan Bengkulu. Di Jatim, kasus ketidaklulusan itu terjadi di SMAN 2 Ngawi dan SMAN Wungu, Madiun. Unas ulang pun dijadwalkan 8-12 Juni mendatang.

Sungkowo menyayangkan kenapa masalah itu bisa terjadi. Apalagi, kata dia, SMAN 2 Ngawi dan SMAN Wungu, Madiun, berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Kemampuan siswanya notabene di atas rata-rata. ”Sekolah-sekolah itu kan favorit. Sayang, kenapa siswanya harus mempercayai kunci jawaban,” ujarnya.

Sungkowo justru menyalahkan siswa. Menurut dia, pihaknya berkali-kali mengimbau siswa agar tidak memercayai kunci jawaban. Apalagi, kata dia, standar kelulusan unas sejatinya tidak begitu tinggi. Nilai minimal rata-rata unas tahun ini hanya dipatok 5,50. Dengan patokan itu, tingkat ketidaklulusan unas di Indonesia diprediksi sekitar tujuh persen.

Ada empat mata pelajaran yang diujikan dalam unas. Untuk IPA, yakni biologi, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. IPS meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sosiologi, dan matematika.

”Tapi, jika kasus ini masih terjadi, kami akan segera koordinasikan,” janji Sungkowo. Dia juga tidak bisa menyebut siapa yang paling bertanggung jawab. Saat ini, tutur dia, Depdiknas baru melakukan proses investigasi melalui inspektorat jendral (itjen). Jika kasus itu terbukti tindak pidana, Depdiknas akan menyerahkan kepada polisi.

Ketua Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Prof Eddy Mungin Wibowo mengatakan, karena kasus itu termasuk pelanggaran, itjen turun untuk melakukan investigasi di beberapa provinsi yang sekolahnya terindikasi melakukan kecurangan. Yaitu, Palembang, Jatim, Jabar, NTB, Bengkulu, dan Gorontalo.

”Hingga saat ini, kita belum tahu siapa yang mengedarkan kunci jawaban palsu itu. Masih diselidiki. Jika masuk tindak pidana, kami serahkan kepada polisi,” ujarnya kemarin.

Mungin mengatakan, pihaknya juga belum tahu apakah sekolah terlibat dalam mengedarkan kunci jawaban palsu tersebut. ”Bisa saja oknum, tapi juga tidak tertutup kemungkinan pihak sekolah,” katanya.

Jika sekolah berperan dalam mengedarkan kunci jawaban palsu, Depdiknas siap mengenakan sanksi administratif. ”Sanksi mulai dari yang ringan hingga terberat, seperti pemberhentian pegawai. Namun, berat ringan sanksi masih bergantung pada proses penyelidikan,” jelasnya.

Sumber Jawa Pos menyebut, beredarnya kunci jawaban palsu di SMAN 2 Ngawi sangat mungkin dilakukan sekolah. Kunci itu beredar bukan melalui pesan singkat (SMS), melainkan didiktekan para guru.

Sumber itu menyebutkan, di ruang ujian memang ada pengawas dari sekolah lain. ”Tapi, di antara pengawas juga biasa saling kerja sama. Mereka kan sama-sama guru. Jadi, satu sekolah dengan sekolah lain saling membantu,” tuturnya. Karena itu, para siswa percaya dan mengisi lembar jawaban ujian nasional (LJUN) dengan kunci jawaban tersebut.

Koordinator Tim Pemantau Independen (TPI) dan Pengawas Unas Haris Supratno menyebut, perguruan tinggi sebagai pengawas unas mendapati kecurangan itu karena curiga terhadap pola jawaban yang sama. ”Tapi, kita tidak tahu siapa yang mengedarkan kunci jawaban. Tugas pengawas selesai. Kami menemukan kecurangan dan melaporkan ke BSNP,” ujarnya.

Menurut dia, soal sanksi merupakan kewenangan Depdiknas. Yang pasti, PTN dan PTS yang ditunjuk sebagai pengawas unas SMA telah berupaya sebaik-baiknya dalam mengawal unas. ”Kalau ternyata masih ada kecurangan seperti ini, berarti ya kembali lagi ke moral siswa,” ungkapnya.

Sekdaprov Jatim Rasiyo yang mantan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim mengakui terjadinya kasus itu di wilayahnya. Dia mengatakan, BSNP telah memanggil para kepala dinas untuk membahasnya. ”Akhirnya disepakati ada ujian ulang. Kalau tidak ada ujian ulang, malah kasihan siswa. Mereka itu kan siswa SMA favorit,” tuturnya.

Dia mengatakan, kasus itu sejatinya bukan kejadian pertama. Hanya, kali ini siswa yang tidak lulus mencapai 100 persen.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jatim Suwanto berjanji menyelidiki dan bertindak tegas. ”Semua perbuatan yang merugikan kan harus diberi sanksi,” ujarnya. (kit/sha/dwi)

Dari ‘Malang Kembali’, Belajar Sistem Pendidikan Era 1938 – 1958

Posted in Artikel Perpustakaan on Mei 20, 2009 by admin

EDISI_260Festival Malang Kembali digelar lagi pada 21 – 24 Mei ini. Di tahun keempat pelaksanaannya ini akan tersuguh wajah Malang pada kurun 1938 – 1958, termasuk potret sistem pendidikannya. Ternyata ada semangat yang bisa dipelajari, bahwa dari catatan sejarah dan bukti peradaban yang ada, sistem pendidikan di masa lampau lebih mampu merata keberadaannya dan lebih berkeadilan.
“Sistem pendidikan di Malang pada awalnya dibangun oleh Belanda, baik lembaga pendidikan yang khusus untuk mereka sendiri maupun diperuntukkan bagi pribumi. Terlepas dari apapun tujuan di belakangnya, satu hal yang pasti bahwa Belanda menganggap pendidikan itu penting,” tegas Dwi Cahyono, penggagas Malang Kembali yang juga salah satu peneliti sejarah Malang.
Pujian pada Belanda sebagai peletak dasar sistem pendidikan di Malang ini, lanjut Cahyono, memang beralasan. Sebab saat Jepang masuk pada 1942 dan ke wilayah Malang, semua sistem pendidikan yang dibangun rapi oleh Belanda dipaksa untuk tutup. Hal ini tidak lepas dari semangat asli imperialisme yang ingin berkuasa mutlak pada wilayah jajahannya dan membiarkan warga pribumi tidak mendapat pendidikan.
Disinggung tentang pola pengembangan pendidikan pada era 1938 – 1958, pemilik Rumah Makan Inggil itu menyebut bila asas pemerataan menjadi hal utama. “Pada setiap perencanaan pembangunan yang dijalankan, selalu memberi ruang dan lahan adanya lembaga pendidikan. Dengan demikian, praktis pada semua wilayah masyarakat bisa mendapat kesempatan,” jelas Cahyono.
Dalam berbagai catatan yang disuguhkan Cahyono, pada kurun waktu itu, wilayah Malang sudah layak disebut sebagai Kota Pendidikan. Ini berdasar dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada, mulai jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Untuk TK saja, terdapat 59 lembaga yang kebanyakan memang berbasis pada organisasi keagamaan, seperti Kristen, Katolik, dan Islam.
Sedang pada jenjang SD, terdapat 122 lembaga dengan jumlah murid mencapai 48 ribu anak. Untuk SMP, di Malang sudah mampu menyediakan 39 lembaga pendidikan dengan 10 ribu siswa. Pada jenjang SMA, terdapat 49 sekolah baik yang berstatus negeri maupun swasta. Bahkan untuk jenjang perguruan tinggi, sudah ada tujuh universitas, tiga institut, satu sekolah tinggi, satu perguruan tinggi, dan empat akademi.
“Kondisi alam memang menjadi faktor penting tumbuhkan pendidikan di Malang ini. Satu hal juga yang bisa dipelajari bahwa sistem pendidikan kala itu praktis tidak berbiaya. Terlebih pada kalangan khusus seperti putra-putri pahlawan kemerdekaan, mereka bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi,” tutur Cahyono.
Sementara Kepala SMPK Frateran Celaket 21, Markus Basuki SPd, menilai bila pelajaran penting yang bisa diambil dari sistem pendidikan masa lalu adalah orientasi pembelajarannya. Menurut Basuki, pendidikan harusnya mampu memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat. “Kalau dulu lebih pada agraria saja, kalau sekarang pendidikan mengikuti tren pasar. Menjamurnya SMK itu salah satu contohnya,” ungkapnya.
Markus menambahkan memang kurikulum harus sesuai dengan keadaan, tetapi jangan sampai menghilangkan kearifan budaya lokal. “Bolehlah ada kurikulum yang sifatnya nasional. Tapi setiap lembaga pendidikan harus memiliki visi yang jelas bahwa adat serta kebudayaan lokal harus selalu dijunjung tinggi,” ucapnya. .mas,sty-KP

Jum’atan di Masjid Jami’ Malang

Posted in Artikel Perpustakaan on Mei 18, 2009 by admin

Siang ini aku Menyempatkan diri untuk istirahat di masjid Jami’Malang sekaligus melaksanakan sholat Jum’at, karena aku lama tidak sholat Jum’at di Masjid tertua di Malang ini.

Kebetulan sekali khotib hari itu adalah Dosen Fiqhku, yang juga pengurus MUI Kota Malang dan Pengurus PBNU, serta staff khusus Presiden urusan Timur Tengah, yaitu KH Dr. Sumantri Zakaria, M.Si.

Isi khutbah tentang kepemimpinan beliau mengimbau umat Muslim menggunakan hak pilihnya dengan penuh tanggung jawab. Umat juga diminta menggunakan nalar dan hati nurani dalam memilih pemimpin Indonesia, mendorong agar umat Islam memilih pemimpin yang memiliki sifat seperti Rasulullah SAW, yakni
1. sidik (jujur) “Dalam bahasa kekinian, sidik itu jujur atau kredibel,
2. amanah (dapat dipercaya) berarti bertanggung jawab atau akuntabel
3. tabliq (komunikatif) tabliq berarti komunikatif
4. dan fatonah itu cerdas

Dalam pandangan lain pada Jakarta 45 disebutkan banyak pendapat dari para ulama yang mengemukakan tentang perpaduan keempat sifat ini dapat membentuk karakter kepemimpinan yang andal,

Prof Dr. KH. Dien Symasudin (PP Muhammadiyah)

Saat ini Indonesia memerlukan pemimpin visioner yang memiliki kecerdasan dan mampu membaca masa depan. ”Ke arah mana bangsa ini akan dibawa serta kecerdasan membaca realitas yang dihadapi. Inilah implementasi dari sifat fatonah,” ujarnya menegaskan.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan seorang pemimpin yang bisa berkomunikasi kepada rakyat untuk menjelaskan visi, misi, program, dan sekaligus kemampuan memotivasi atau menggerakkan rakyat. Karena itulah, kata dia, umat harus memilih pemimpin yang memiliki sifat tabliq.

Umat perlu memilih pemimpin yang memiliki sifat sidik, yakni pemimpin yang jujur kepada diri sendiri, rakyat, dan bangsanya. Sayangnya, tutur dia, tak ada satu pun calon pemimpin Indonesia yang memiliki seluruh sifat Rasulullah itu.

“Memang dalam konteks saat ini, sulit merealisasikan sifat Rasul secara maksimal, tapi bisa saja ada. Masyarakat harus terlibat aktif dalam pemilihan tersebut. Pilih yang terbaik dari yang baik atau pilih yang baik dari yang kurang baik,

Dr. KH. Ahmad Bagja (PB NU)

Dalam Islam seorang pemimpin adalah orang yang memiliki sifat seperti Rasul yang menjadi uswatun hasanah atau teladan. “Seorang pemimpin itu harus jujur, berani mengatakan yang benar itu benar, serta menjalankan tugas dengan penuh amanah.”

Sayangnya, papar dia, sekarang ini sangat sulit mencari pemimpin yang memiliki keempat sifat Rasulullah itu. ”Saat ini, banyak pemimpin yang tidak jujur dan tidak mampu menjalankan amanah,” tuturnya. Untuk itu, diingatkan agar umat tidak salah memilih pemimpin pada Pilpres 2009.

“Memilih pemimpin itu bagian dari ibadah, pilih pemimpin yang bisa menjalankan imamah dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Kalau yang ideal tidak ada, pilih yang punya potensi besar mendekati sifat tersebut. Umat pasti sudah tahu itu,” ujarnya.

Menurut dia, umat tak boleh memilih pemimpin berdasarkan kedekatan saja, tapi harus melihat sifat-sifatnya. “Allah memperingatkan jangan pilih saudaramu, karibmu, keluargamu, yang mengajak kepada kekufuran atau mengajak yang tidak baik.”

Prof Dr. Tarmidzi Tahir (mantan Menag)
Umat Islam harus memilih pemimpin yang baik. Menurut Alquran, kata dia, pemimpin yang baik itu senantiasa merasa sedih atas penderitaan masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu, kepemimpinannya mendatangkan kebaikan bagi rakyatnya serta pemaaf atau lapang dada terhadap kesalahan yang dipimpinnya.

Sifat-sifat pemimpin yang tercantum dalam Alquran. “Kita kan sudah melihat performa, tingkah laku, dan amanah dari capres dan cawapares. Buatlah nilai untuk setiap sifat yang mendekati kriteria tersebut. Tapi, jangan berharap kesempurnaan atau nilai bagus, pilihlah yang mendekati kesempurnaan tersebut.”

Umat Islam perlu memilih seorang pemimpin yang memiliki keluasan ilmu, kekuatan jasmani, dan bisa dipercaya. Menurut dia, memilih pemimpin merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan. “Pilihlah pemimpin yang sesuai dengan syarat yang disebutkan di dalam Alquran, pilih orang yang mengerti agama, amanah, dan jujur,” paparnya.

Pemimpin tersebut hendaklah mengelola negara dengan semangat nasionalisme tinggi, berbasis moral dan religiusitas yang kokoh, serta berfokus pada aneka program utama yang memang diperlukan rakyat.

10 Jam di Perpustakaan UMM

Posted in Pernak Pernik Grafika on Mei 12, 2009 by admin

Malang pagi ini cerah gak ada perubahan seperti sebelumnya, cerah, dingin, dan penuh semangat, itulah Malang….

Namun bagi anak  SMA/SMK pagi ini membuat hati berdegup kencang untuk menambah bekal kehidupan dengan melaksanakan Ujian Akhir sekolah.

Senin, 4 Mei 2009 merupakan pengalaman pertama saya masuk Universitas Muhammadiyah Malang, meskipun saya Asli Malang. Kalau Adik kuliah di UMM ini dan istri saya tes PNS di UMM juga.

Pagi ini saya menerima tugas dari sekolah untuk mengikuti workshop Perpustakaan Digital, saya berharap dengan mengikuti workshop  nantinya ilmu saya tentang perpustakaan di era global dan maya semakin bertambah.

Workshop ini diikuti 24 peserta sejawa Timur,menurut perkiraan saya pertama adalah workshop se-malang raya.

Berbagai materi dan presntasi para narasumber cukup menarik dan yang lebih menarik lagi adalah tentang perpustakaan digital dan dengan sistem layanan mandiri.

Motifasi untuk meningkatkan mutu perpustakaan menjadi muncul kembali dengan semangat arek enom, namun sayang software tidak diberikan oleh UMM, menunggu kerjasama dengan para Kepala Sekolah se Jawa Timur.

Touring ke Perpustakaan UMM sangat mengesankan, karena selain penataan perpustakaan yang cukup memadai dan luas perpustakaan juga menunjang, tak kalah menunjangnya adalah buku yang di hadirkan cukup memuaskan dan menggoda untuk meningkatkan perpustakaan di Sekolah.

Sahabat, Ilmu, dan Persaudaraan telah kami dapat di UMM, 10 jam di UMM yang penuh kebahagiaan. dan saya berharap mendapat pelatihan atau workshop kembali tentang perpustakaan digital.

Thank’s UMM, I don’t forget you, but i hope say you again for All librarian, training and education library.

very interesting for all.

Fenomena Siswi Hamil

Posted in Artikel Perpustakaan on Mei 8, 2009 by admin

from : Koran Pendidikan Kota Malang, 5-11 Mei 2009
Gelaran Ujian Nasional SMA sederajat di Jawa Timur, medio April lalu, mencuatkan semarak. Seorang siswi SMKN 8 Surabaya dilarang mengikuti UN karena hamil tujuh bulan. Pelarangan ini merupakan upaya sekolah menegakkan tata tertib, meski akhirnya membentur kontroversi. Tidak kurang dari Komnas HAM hingga Mendiknas turun tangan mengembalikan ‘hak’ sang siswi memperoleh pendidikan.
Pada saat bersamaan, siswi SMA Hidayatus Salam, Dukun, Gresik juga hamil tua. Namun sekolah tidak melakukan pelarangan bahkan si siswi melahirkan setelah ujian di hari kedua (21/4) lalu. Tahun lalu, Maia (bukan nama sebenarnya) juga hamil tujuh bulan saat ujian. Pihak sekolah (salah satu SMK di Kota Batu) juga tidak melarang, dan Maia mampu lulus dengan nilai memuaskan.
“Waktu itu ada tiga guru yang tahu saya hamil. Tapi kami sepakat menutupi kehamilan ini agar tidak menyebar. Pertimbangan dari guru, dengan alasan apapun saya harus bisa ikut ujian dan itu hak saya yang tidak bisa ditawar,” jelas Maia (20 tahun).
Memang cukup menjadi dilema dalam menyikapi adanya siswi yang hamil. Guru Bimbingan Konseling SMKN 01 Batu, Dra Risdauli Sigalingging MM  bahkan tidak punya pilihan antara mendukung atau menolak. Menurutnya siswi hamil itu ibarat sudah jatuh ketimpa tangga pula. ”Mengeluarkannya dari sekolah tentu semakin menjadi beban psikologis,” tutur Risda
Fenomena siswi hamil memang membutuhkan penyikapan yang proporsional dari pihak sekolah. Sebab satu sisi ada kegagalan sekolah dalam ‘menjaga’ moral anak didik. Di sisi lain ada hak siswi sebagai warga negara yang tetap harus mendapat pendidikan. Menurut guru Bimbingan Konseling SMAN 2 Kediri, Drs Suyanto MPd, kunci pokok menegakkan aturan ini harusnya datang dari diri sang siswi.
“Sebagai bagian dari hak mendapatkan pendidikan, siswi hamil sekalipun masih harus diajak berdialog bersama orang tuanya untuk mencari solusi bersama. Namun seharusnya siswi itu yang harus sadar diri dan keluar dari sekolah,” terang Suyanto.
Pandangan ini senada dengan harapan Kepala SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Drs Ridwan Joharmawan MSi. Menurutnya jika siswi hamil tidak dikeluarkan dari sekolah akan menjadi preseden tidak bagus bagi dunia pendidikan. Bukan saja imej sekolah yang bersangkutan, namun juga turunnya kepercayaan masyarakat pada sekolah sebagai lembaga yang mendidik anak secara utuh.
“Apa jadinya kalau sekolah memperbolehkan siswinya yang hamil untuk menjalani pendidikan? Apa masyarakat masih mau menyekolahkan anaknya? Kalau perlu memang ada kebijakan untuk membangun sekolah khusus bagi siswi hamil ini, di Bandung dan Yogyakarta sudah ada,” terang Ridwan.
Sikap lebih tegas dikemukakan oleh Yeni Dwi Nur Solicha AMaPd, guru BK SMAK St Agustinus Kediri. Menurutnya fenomena siswi hamil merupakan potret kenakalan remaja, dimana ada perilaku seksual yang tidak berorientasi pernikahan. Ini berarti sudah tidak ada komitmen dari sang siswi untuk mengenyam pendidikan dan menempatkan kepercayaan pada sekolah sebagai lembaga yang membentuk karakter positif.
“Mengeluarkan dari sekolah merupakan kebijakan tegas dan terbaik. Jika dibiarkan ini bisa dicontoh pelajar lain dan sekolah kehilangan orientasinya. Lagi pula orang tua sekarang sangatlah kritis. Memberi toleransi kecil saja, sekolah bisa dianggap menerima suap. Apalagi memberi toleransi pada kenakalan berat,” ungkap Yeni.
Penyikapan lebih moderat disampaikan Kepala SMKN 03 SMKN 03 Batu, Drs Didit Prasetyo Utomo. Menurutnya sekolah tidak perlu ‘panik’ menyikapi fenomena siswi hamil. “Suruh cuti sekolah saja, kalau sudah melahirkan silakan mengulang pelajaran yang ditinggalkan. Kalau hamilnya pas ujian, suruh ikut ujian susulan saja yang pesertanya lebih sedikit. Sehingga tidak ada beban psikologis dan kecurigaan dari siapapun,” kata Didit. .rer,dik-KP

Hardiknas 2009

Posted in Artikel Perpustakaan on Mei 2, 2009 by admin

Hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 mei, adalah salah satu hari yang penting bagi Indonesia, munculnya pendidikan yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara, karena beliau menjadi pelopor Perguruan Taman Siswa, sebagai alat pelestarian pendidikan di Indonesia, oleh karena itu, dia diangkat menjadi bapak pendidikan nasional dan hari lahirnya yaitu pada tanggal 2 mei (1889), dijadikan sebagai salah satu hari penting yaitu
hari pendidikan nasional oleh pemerintah pada tahun 1959 atas jasanya di bidang pendidikan.

Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dirayakan setiap tahun, tetapi perayaan itu lebih merupakan ritual nasional daripada kesempatan untuk memikirkan kembali dengan sungguh-sungguh keadaan pendidikan nasional kita. Tidak kelihatan ada kecemasan tentang akibat yang harus ditanggungnya dan dampak yang dibawanya, bila keadaannya tidak mengalami perubahan dan pembaruan yang bersifat mendasar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa, tidak adanya kepedulian dari bangsa terhadap majunya pendidikan di Indonesia kurangnya kesadaran dalam berpendidikan, peran serta masyarakat, pemerintah, sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pendidikan pada suatu negara. Pelajar, merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan pendidikan, akan tetapi banyak pelajar yang melupakan apa itu hari pendidikan nasional? Apa keuntungan untuk merayakan hari tersebut?.
Bahkan para pelajar zaman sekarang tidak mengerti apa yang menyebabkan timbulnya hari itu, mereka lebih tertarik dengan sesuatu yang cenderung terarah terhadap sesuatu yang mereka anggap modern,  padahal hari pendidikan nasional merupakan hari yang seharusnya diperingati dengan berbagai hal yang positif.

Profesi guru yang tempo dulu dihormati dan menempati posisi terpandang di mata masyarakat lambat laun mengalami perubahan.
Perubahan ini disebabkan berbagai faktor, antara lain moralitas guru yang tidak terjaga, kurangnya kemampuan profesi yang dimiliki guru dan tingkat ekonomi guru yang masih rendah. Terkait dengan moralitas banyak ditemui guru-guru yang justru tidak mencerminkan sikap dan perilaku terpuji, sehingga tidak layak lagi untuk diteladani siswa-siswanya.
Tingkat kesejahteraan guru yang kurang terjamin memaksa untuk mencari kerja sambilan, sehingga melemahkan konsentrasinya pada peningkatan kualitas dan kapasitas dirinya. Guru berkecenderungan untuk mengajar dan mendidik siswa ala kadarnya, bahkan sekadar masuk kelas tanpa target belajar yang jelas dan terarah. Peranan guru seperti pemaparan di atas, banyak terjadi di Indonesia, akan tetapi, tidak semua guru melakukan tindakan seperti diatas, guru merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan, tanpa adanya guru, apa jadinya bangsa ini? Guru memiliki yang
sangat penting dalam pendidikan, para pemimpin bangsa, dokter, arsitek dan seseorang yang sukses, tidak lepas dari peranan guru. Peningkatan pendidikan di Indonesia yang diambil alih oleh pemerintah juga belum dapat meningkatkan proses belajar mengajar di Indonesia, banyak pihak pelajar yang menjadi alat percobaan suatu kurikulum baru yang belum tentu cocok dengan para pelajar, hal tersebut banyak mempengaruhi, sehingga banyak pelajar yang memutuskan untuk berhenti bersekolah atau memutuskan pendidikannya, padahal itu hanya sebagian kecil, masih banyak para
pemuda pemudi yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka, tidak jarang mereka memiliki semangat yang berkobar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi, tidak hanya guru yang memiliki peranan, masyarakat, pelajar, dan pemerintah juga harus ikut ambil bagian dalam pelestarian pendidikan.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tidak hanya didapat dari sekolah, para pelajar seharusnya memiliki keinginan yang keras yang haus akan pendidikan, akan tetapi hal itu akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan dari semua pihak. Kepedulian terhadap hari pendidikan nasional, harus lebih di tingkatkan oleh berbagai pihak, dengan adanya semangat akan
peningkatan pendidikan menjadi nilai lebih dan investasi bagi bangsa Indonesia di bidang pendidikan.

Nilam Betarina Indonesian School of Bangkok

Kalau Hardiknas hanya sebagai pelengkapa dan ritual sekolah aja, kenapa harus dirayakan????

Kalau semua pendidikan hanya mengedepankan gaji ke 13 atau kelebihan jam, kapan siswa akan maju dipikirkan????

Kalau kota Malang katanya kota pendidikan! Kenapa mutunya hanya peringkat ke dua dari bawa se-Jawa Timur ????

Mutu pendidikan harus merata negeri atau swasta, kenapa tidak terpikirkan swasta ???? kenapa harus disuruh berpikir sendiri????

Kota Malang Kota Pendidikan yang diajarkan untuk mencari mutu pendidikan yang belum ada samapai sekarang??????

salam satu jiwa AREMA untuk pendidikan…..

Jadual UN 2009

Posted in Pernak Pernik Grafika on April 15, 2009 by admin

Kulienier Club

Kulienier Club

Alias Bapak/Ibu Gur dan Karyawan SMK Negeri 4 Malang

Mengucapkan

Selamat Menempuh Ujian Nasional Semoga Lulus 100%

dan Menjadi orang yang berguna bagi Agama, Bangsa dan Keluarga

UJIAN NASIONAL TERTULIS

Senin, 20 April 2009,  Pukul, 08.00 – 10.00 WIB,   Mata Pelajaran:

BAHASA INDONESIA

Ujian Susulan, Tanggal 27 April 2009

Selasa, 21April 2009,  Pukul, 08.00 – 10.00 WIB,   Mata Pelajaran:

BAHASA INGGRIS

Ujian Susulan, Tanggal 28 April 2009

Rabu,  22 April 2009,  Pukul, 08.00 – 10.00 WIB,   Mata Pelajaran:

MATEMATIKA

Ujian Susulan, Tanggal 29 April 2009

UJIAN NASIONAL NORMATIF/ADAPTIF

Senin, 4 Mei 2009,

1. 07.30 – 09.00  WIB     PKNS

2. 10.00 – 12.00 WIB          Pendidikan Agama

Ujian Susulan,  Senin, 11 Mei 2009

Selasa, 5 Mei 2009

1. 07.30 – 09.00  WIB     KKPI

2. 10.00 – 12.00 WIB          Kewirausahaan

Ujian Susulan,  Selasa,  12 Mei 2009

Rabu, 6 Mei 2009

1. 07.30 – 09.00  WIB     Penjaskes

2. 10.00 – 12.00 WIB           Fisika

Ujian Susulan,  Rabu, 13  Mei 2009

Kemis, 7 Mei 2009

1. 07.30 – 09.00  WIB     Kimia

Ujian Susulan,  Kamis, 14 Mei 2009

sumber: mading ruang guru

Ayo Menjadi Hacker

Posted in Artikel Perpustakaan on April 6, 2009 by admin

Belajar Menjadi Hacker
Oleh : Onno W. Purbo

Hacker dengan keahliannya dapat melihat & memperbaiki kelemahan perangkat lunak di komputer; biasanya kemudian di publikasikan secara terbuka di Internet agar sistem menjadi lebih baik. Sialnya, segelintir manusia berhati jahat menggunakan informasi tersebut untuk kejahatan – mereka biasanya disebut cracker. Pada dasarnya dunia hacker & cracker tidak berbeda dengan dunia seni, disini kita berbicara seni keamanan jaringan Internet.

Saya berharap ilmu keamanan jaringan di tulisan ini digunakan untuk hal-hal yang baik – jadilah Hacker bukan Cracker. Jangan sampai anda terkena karma karena menggunakan ilmu untuk merusak milik orang lain. Apalagi, pada saat ini kebutuhan akan hacker semakin bertambah di Indonesia dengan semakin banyak dotcommers yang ingin IPO di berbagai bursa saham. Nama baik & nilai sebuah dotcom bisa jatuh bahkan menjadi tidak berharga jika dotcom di bobol. Dalam kondisi ini, para hacker di harapkan bisa menjadi konsultan keamanan bagi para dotcommers tersebut – karena SDM pihak kepolisian & aparat keamanan Indonesia amat sangat lemah & menyedihkan di bidang Teknologi Informasi & Internet. Apa boleh buat cybersquad, cyberpatrol swasta barangkali perlu di budayakan untuk survival dotcommers Indonesia di Internet.

Berbagai teknik keamanan jaringan Internet dapat di peroleh secara mudah di Internet antara lain di http://www.sans.org, http://www.rootshell.com, http://www.linuxfirewall.org/, http://www.linuxdoc.org, http://www.cerias.purdue.edu/coast/firewalls/, http://www.redhat.com/mirrors/LDP/HOWTO/. Sebagian dari teknik ini berupa buku-buku yang jumlah-nya beberapa ratus halaman yang dapat di ambil secara cuma-cuma (gratis). Beberapa Frequently Asked Questions (FAQ) tentang keamanan jaringan bisa diperoleh di http://www.iss.net/vd/mail.html, http://www.v-one.com/documents/fw-faq.htm. Dan bagi para experimenter beberapa script / program yang sudah jadi dapat diperoleh antara lain di http://bastille-linux.sourceforge.net/, http://www.redhat.com/support/docs/tips/firewall/firewallservice.html.

Bagi pembaca yang ingin memperoleh ilmu tentang jaringan dapat di download secara cuma-cuma dari http://pandu.dhs.org, http://www.bogor.net/idkf/, http://louis.idaman.com/idkf. Beberapa buku berbentuk softcopy yang dapat di ambil gratis dapat di ambil dari http://pandu.dhs.org/Buku-Online/. Kita harus berterima kasih terutama kepada team Pandu yang dimotori oleh I Made Wiryana untuk ini. Pada saat ini, saya tidak terlalu tahu adanya tempat diskusi Indonesia yang aktif membahas teknik-teknik hacking ini – tetapi mungkin bisa sebagian di diskusikan di mailing list lanjut seperti kursus-linux@yahoogroups.com & linux-admin@linux.or.id yang di operasikan oleh Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) http://www.kpli.or.id.

Cara paling sederhana untuk melihat kelemahan sistem adalah dengan cara mencari informasi dari berbagai vendor misalnya di http://www.sans.org/newlook/publications/roadmap.htm#3b tentang kelemahan dari sistem yang mereka buat sendiri. Di samping, memonitoring berbagai mailing list di Internet yang berkaitan dengan keamanan jaringan seperti dalam daftar http://www.sans.org/newlook/publications/roadmap.htm#3e.

Belajar menjadi hacker
Oleh : Onno W. Purbo

Dijelaskan oleh Front-line Information Security Team, “Techniques Adopted By ‘System Crackers’ When Attempting To Break Into Corporate or Sensitive Private Networks,” fist@ns2.co.uk http://www.ns2.co.uk. Seorang Cracker umumnya pria usia 16-25 tahun. Berdasarkan statistik pengguna Internet di Indonesia maka sebetulnya mayoritas pengguna Internet di Indonesia adalah anak-anak muda pada usia ini juga. Memang usia ini adalah usia yang sangat ideal dalam menimba ilmu baru termasuk ilmu Internet, sangat disayangkan jika kita tidak berhasil menginternetkan ke 25000 sekolah Indonesia s/d tahun 2002 – karena tumpuan hari depan bangsa Indonesia berada di tangan anak-anak muda kita ini.

Nah, para cracker muda ini umumnya melakukan cracking untuk meningkatkan kemampuan / menggunakan sumber daya di jaringan untuk kepentingan sendiri. Umumnya para cracker adalah opportunis. Melihat kelemahan sistem dengan mejalankan program scanner. Setelah memperoleh akses root, cracker akan menginstall pintu belakang (backdoor) dan menutup semua kelemahan umum yang ada.

Seperti kita tahu, umumnya berbagai perusahaan / dotcommers akan menggunakan Internet untuk (1) hosting web server mereka, (2) komunikasi e-mail dan (3) memberikan akses web / internet kepada karyawan-nya. Pemisahan jaringan Internet dan IntraNet umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik / software Firewall dan Proxy server. Melihat kondisi penggunaan di atas, kelemahan sistem umumnya dapat di tembus misalnya dengan menembus mailserver external / luar yang digunakan untuk memudahkan akses ke mail keluar dari perusahaan. Selain itu, dengan menggunakan agressive-SNMP scanner & program yang memaksa SNMP community string dapat mengubah sebuah router menjadi bridge (jembatan) yang kemudian dapat digunakan untuk batu loncatan untuk masuk ke dalam jaringan internal perusahaan (IntraNet).

Agar cracker terlindungi pada saat melakukan serangan, teknik cloacking (penyamaran) dilakukan dengan cara melompat dari mesin yang sebelumnya telah di compromised (ditaklukan) melalui program telnet atau rsh. Pada mesin perantara yang menggunakan Windows serangan dapat dilakukan dengan melompat dari program Wingate. Selain itu, melompat dapat dilakukan melalui perangkat proxy yang konfigurasinya kurang baik.

Setelah berhasil melompat dan memasuki sistem lain, cracker biasanya melakukan probing terhadap jaringan dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, misalnya (1) menggunakan nslookup untuk menjalankan perintah ‘ls <domain or network>’ , (2) melihat file HTML di webserver anda untuk mengidentifikasi mesin lainnya, (3) melihat berbagai dokumen di FTP server, (4) menghubungkan diri ke mail server dan menggunakan perintah ‘expn <user>’, dan (5) mem-finger user di mesin-mesin eksternal lainnya.

Langkah selanjutnya, cracker akan mengidentifikasi komponen jaringan yang dipercaya oleh system apa saja. Komponen jaringan tersebut biasanya mesin administrator dan server yang biasanya di anggap paling aman di jaringan. Start dengan check akses & eksport NFS ke berbagai direktori yang kritis seperti /usr/bin, /etc dan /home. Eksploitasi mesin melalui kelemahan Common Gateway Interface (CGI), dengan akses ke file /etc/hosts.allow.

Selanjutnya cracker harus mengidentifikasi komponen jaringan yang lemah dan bisa di taklukan. Cracker bisa mengunakan program di Linux seperti ADMhack, mscan, nmap dan banyak scanner kecil lainnya. Program seperti ‘ps’ & ‘netstat’ di buat trojan (ingat cerita kuda troya? dalam cerita klasik yunani kuno) untuk menyembunyikan proses scanning. Bagi cracker yang cukup advanced dapat mengunakan aggressive-SNMP scanning untuk men-scan peralatan dengan SNMP.

Belajar menjadi hacker
Oleh : Onno W. Purbo

Setelah cracker berhasil mengidentifikasi komponen jaringan yang lemah dan bisa di taklukan, maka cracker akan menjalan program untuk menaklukan program daemon yang lemah di server. Program daemon adalah program di server yang biasanya berjalan di belakang layar (sebagai daemon / setan). Keberhasilan menaklukan program daemon ini akan memungkinkan seorang Cracker untuk memperoleh akses sebagai ‘root’ (administrator tertinggi di server).

Untuk menghilangkan jejak, seorang cracker biasanya melakukan operasi pembersihan ‘clean-up’ operation dengan cara membersihkan berbagai log file. Dan menambahkan program untuk masuk dari pintu belakang ‘backdooring’. Mengganti file .rhosts di /usr/bin untuk memudahkan akses ke mesin yang di taklukan melalui rsh & csh.

Selanjutnya seorang cracker dapat menggunakan mesin yang sudah ditaklukan untuk kepentingannya sendiri, misalnya mengambil informasi sensitif yang seharusnya tidak dibacanya; mengcracking mesin lain dengan melompat dari mesin yang di taklukan; memasang sniffer untuk melihat / mencatat berbagai trafik / komunikasi yang lewat; bahkan bisa mematikan sistem / jaringan dengan cara menjalankan perintah ‘rm -rf / &’. Yang terakhir akan sangat fatal akibatnya karena sistem akan hancur sama sekali, terutama jika semua software di letakan di harddisk. Proses re-install seluruh sistem harus di lakukan, akan memusingkan jika hal ini dilakukan di mesin-mesin yang menjalankan misi kritis.

Oleh karena itu semua mesin & router yang menjalankan misi kritis sebaiknya selalu di periksa keamanannya & di patch oleh software yang lebih baru. Backup menjadi penting sekali terutama pada mesin-mesin yang menjalankan misi kritis supaya terselamatkan dari ulah cracker yang men-disable sistem dengan ‘rm -rf / &’.

Bagi kita yang sehari-hari bergelut di Internet biasanya justru akan sangat menghargai keberadaan para hacker (bukan Cracker). Karena berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Berbagai kelemahan sistem di perbaiki karena kepandaian rekan-rekan hacker yang sering kali mengerjakan perbaikan tsb. secara sukarela karena hobby-nya. Apalagi seringkali hasil hacking-nya di sebarkan secara cuma-cuma di Internet untuk keperluan masyarakat Internet. Sebuah nilai & budaya gotong royong yang mulia justru tumbuh di dunia maya Internet yang biasanya terkesan futuristik dan jauh dari rasa sosial.

Pengembangan para hobbiest hacker ini menjadi penting sekali untuk keberlangsungan / survival dotcommers di wahana Internet Indonesia. Sebagai salah satu bentuk nyatanya, dalam waktu dekat Insya Allah sekitar pertengahan April 2001 akan di adakan hacking competition di Internet untuk membobol sebuah server yang telah di tentukan terlebih dahulu. Hacking competition tersebut di motori oleh anak-anak muda di Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) Semarang yang digerakan oleh anak muda seperti Kresno Aji (masaji@telkom.net), Agus Hartanto (hartx@writeme.com) & Lekso Budi Handoko (handoko@riset.dinus.ac.id). Seperti umumnya anak-anak muda lainnya, mereka umumnya bermodal cekak – bantuan & sponsor tentunya akan sangat bermanfaat dan dinantikan oleh rekan-rekan muda ini.

Mudah-mudahan semua ini akan menambah semangat pembaca, khususnya pembaca muda, untuk bergerak di dunia hacker yang mengasyikan dan menantang. Kalau kata Captain Jean Luc Picard di Film Startrek Next Generation, “To boldly go where no one has gone before”.